3 Prinsip Hidupku Darinya - Ayo Belajar
Headlines News :
Home » » 3 Prinsip Hidupku Darinya

3 Prinsip Hidupku Darinya

Written By Catatan Miliku on Sabtu, 16 Juni 2012 | 02.00

3 Prinsip Hidup
            3 Prinsip hidupku aku temukan pada seorang anak laki-laki yang bernama Pani yang tinggal didekat rumahku, waktu itu ........
Suara bising pekerja kuli di samping gedung GSC Cabang Prabumulih, terdengar ngiang ditelingaku, sesaat pulang dari membeli lauk makan malam hari itu. Sepintas terlihat bocah yang tak asing lagi dimataku,
Photo By : Dede' Andriansyah
 “Pani” kami memanggilnya. Dia terlihat sedang mengambil potongan-potongan besi dan paku yang dia harap akan berubah menjadi sesuap nasi,
“Pani....! Sedang apa kau disitu ?” Teriakku memanggilnya,
“Oh, kak ! Saya sedang mencari besi-besi sisa disini”,  jawab Pani
“Tapi ini sudah malam ? Besok kau sekolahkan ?” tanya saya        
“Tapi saya sudah terbiasa dengan ini kak “ Jawab Pani
Tersibak rasa sedih melihat Pani harus memulung pada malam hari, untuk mendapatkan sesuap nasi esok pagi.
“Oh ya Pan, kakak pulang dulu ya ? kakak harus mengantarkan lauk ini dulu“,
“Iya kak” jawab Pani
Dengan cepat aku meninggalkan Pani, berharap tidak membuat orangtuaku menunggu lama.

            Suara ayam jantanpun terdengar begitu keras pagi itu, seolah-olah dia memberi tahu kita bahwa sang surya telah terbit. Aku bergegas untuk bersiap pergi kesekolah, ketika aku memasang sepatu di teras rumahku, Pani melintas dengan wajah yang riang didepan rumahku, tak tau apa yang ada dipikiran anak itu, tetapi yang jelas dalam pikiranku, anak itu benar-benar anak yang kuat. Tak terbayang berapa jumlah keringat yang keluar malam tadi, dan pagi ini tanpa satupun rautan wajah sedih, aku melihatnya begitu riang, meskipun aku tahu hidupnya tergolong susah, yang terpenting aku harus memikirkan kalau aku harus sekolah pagi itu, karena waktu telah menunjukan pukul 06.30 WIB. Hari itu terasa begitu cepat, tak terasa bel pulang telah berbunyi sore itu. Saat aku pulang, senyum kecil tercipta diwajahku melihat Pani sudah berjalan dengan gerobak kesayangannya didepan sekolahku, rasa penasaranku begitu besar terhadap Pani, ku ikuti pekerjaannya sore itu, kala itu dia datang ketempat yang tampaknya baru terjadi pesta ditempat itu, tetapi untungnya hanya Pani yang datang kesitu sebagai pemulung. Lelah aku menunggunya mengumpulkan sampah plastik itu, setelah selesai aku terus mengikutinya untuk menjual plastik-plastik itu kepengepul,
“3 kilo, 5 ons, Cuma Rp.3500,00 dek” ucap pengepul itu terhadap Pani,
“Alhamdulillah.....!” jawab Pani,
Kudengar Pani bersyukur, ya Allah takkusangka plastik-plastik yang ia kumpulkan itu, ternyata hanya menghasilkan uang Rp.3500,00 saja. Aku berpikir, sanggup membeli apa Pani dengan uang yang sedikit itu. Mungkin hidu Pani tidaklah seberuntung saya, aku berpikir, apa yang dipikirkan orangtua Pani ? sehingga dia mau menyuruh Pani menjadi pemulung di kampungku, Ya Allah, ya Rabb, semoga saja orangtua Pani sadar, betapa susahnya Pani harus mencari rezeki untuk keluarganya. Akupun pulang kerumah setelah aku mengikutinya sore itu, meskipun aku pulang agak terlambat, tapi untunglah ibuku tidak memarahiku. Siang itu berubah menjadi malam, setelah aku belajar saat itu, aku memutuskan untuk duduk didepan rumahku, dengan ditemani teh panas dan Ukulele kesayanganku.
“grubuk....grubuk..grubuk.! “ Terdengar jelas suara roda gerobak yang berjalan dengan tersandung batu, lewat didepan rumahku dengan seorang gembala yang lagi-lagi itu Pani, terdiam aku melihat Pani kembali memulung malam ini.
            Aku juga pernah mengajak Pani makan dirumahku, saat dia pulang untuk istirahat, aku memanggilnya,
“Pani, kau diapanggil ibuku !” teriak aku memanggil Pani,
Dia berjalan mendekat kerumahku,
“Ayo makan dirumah kak dedek, Pan ?” sambut ibuku ketika Pani sampai didepan rumahku,
Akupun mulai menyiapkan piring dan lauk-lauk makan, yang akan kami makan, waktu itu. Kamipun mulai bersama-sama menyantap hidangan yang telah ibuku masak waktu itu. Akupun berhenti mengunyah, saat aku melihat Pani makan dengan lahap, aku berpikir, wajar jika itu dilakukan Pani, sudah seharian dia bertarung dengan panas terik Matahari untuk mencari rezeki. Ku rasa pani memanglah anak yang kuat, diantara anak-anak lain yang ada di kampungku.

            Semua peristiwa yang terjadi pada Pani menimbulkan 3 prinsip dalam hidupku,
Pertama, aku tidakkan pernah meremahkan hasil jerih payah oranglain, karena belum tentu dia mendapatkannya dengan cara yang mudah.
Kedua, aku harus terus berjuang meraih apa yang kucita-citakan meskipun aku harus terus berjuang dengan susah untuk menggapainya, dan
Yang Ketiga, aku harus tetap sadar dengan kemampuanku, karena belum tentu orang lain, bahkan pemulungpun lebih lemah dari semua kekuatan yang aku miliki sampai saat ini.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Pengunjung Ku

free counters
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ayo Belajar - All Rights Reserved